Artikel terpopuler

Jumat, 17 April 2015

Kirab Pataka UNTUNG SUROPATI

Kirab Pataka dilakukan dengan iring-iringan kuda. Para pejabat kota mengenakan pakaian adat khas kota Pasuruan, berdampingan bersama istri mereka berjalan kaki menuju pusat kegiatan upacara berlangsung. Kirab "Pataka", sebuah surat perintah untuk Untung Suropati yang dijadikan tonggak sejarah berdirinya Kota Pasuruan. Prosesi kirab berjalan cukup khidmat, dan selama hampir satu jam sempat membuat jalan-jalan strategis kota yang menghubungkan gedung Gradhika dan Taman kota lengang.

Beberapa kuda terlihat mengawali rombongan kirab. Di atas kuda-kuda itu ada orang-orang yang berbusana mirip panglima kerajaan. Mereka disebut dengan Adipati Wironegoro (sebutan untuk Untung Suropati) ketika menjadi Dipati (Raja) Pasuruan tempo dulu, dan juga Panglima Darmoyudo. Adipati Wironegoro tampak menenteng sebuah lembaran kertas yang dimasukkan ke dalam sebuah tempat berukiran indah, dengan dominasi warna hijau. Itulah yang di sebut Pataka.

Kemudian di belakangnya berturut-turut rombongan Wali Kota bersama Muspida Kota Pasuruan. Mereka berjalan diiringi pangawalan prajurit Wiroguno, dan Wironini. Tidak ketinggalan iringan seni hadrah ishari yang menggunakan payung besar, dan melantunkan irama-irama bernuansa islami. Kemeriahan hari pun jadi semakin terasa.
Rombongan para pejabat serta merta disambut tarian Wiranini, sebuah tarian yang menampilkan keberanian dan sifat ksatria prajurit putri Wiranini. Tarian ini pernah meraih lima besar penampilan terbaik untuk tingkat Jawa Timur.
Pataka Untung Suropati, pada puncak acaranya kemudian dibacakan di depan seluruh undangan yang hadir. Di sela-sela prosesi kirab ini, biasanya ditampilkan serangkaian hiburan seni khas Kota Pasuruan.

0 komentar:

Posting Komentar